Senin, 14 Desember 2009

Mencari Kebenaran

''Demi matahari, dan cahayanya di pagi hari,Demi bulan ia mengiringi (matahari), Demi siang bila ia menampakkan (matahari), Demi malam bila ia menutupinya. Demi langit dan yang dibina padanya, Demi bumi dan yang akan dibentangkan atasnya.Demi sukma dan penyempurnaanya.''
QS.Asy-Syam:91;1-7

Saya akan menceritakan sekelumit kisah bagaimana Nabi Muhammad saw ketika merenung dan berapikir untuk mencari sebuah kebenaran. Kisah ini saya kutip dari buku Muhammad Husein Haekal. Di puncak gua hira-sejauh dua farsaks sebelah utara Mekkah-terletak sebuah gua yang baik sekali untuk merenung dan menyendiri.

Sepanjang bulan Ramadhan setiap tahun Muhammad pergi ke sana dan berdiam di tempat itu, dg hanya menbawa sedikit bekal. Muhammad tekun dalam renungan dan ibadah, jauh dari segala kesibukan hidup dan keributan manusia. Ia mencari kebenaran dan hanya kebenaran semata. Demikian kuatnya Muhammad merenung mencari hakikat kebenaran. hingga ia lupa akan dirinya, lupa akan segala apa yang ada dalam hidupnya. Sebab,segala yang dilihatnya dalam kehidupan manusia sekitarnya bukanlah suatu kebenaran. Di situ Muhammad mengungkapkan isi hatinya segala yang disadarinya.

Muhammad tidak berharap apa yang dicarinya itu akan terdapat dalam kisah lama atau dalam tulisan-tulisan pendeta,melainkan dalam alam sekitarnya. Dalam luasny langit dan bintang-bintang,dalam bulan dan matahari, dalam padang pasir di kala panas membakar di bawah sinar matahari yang berkilauan.
Dalam alam itulah Muhammad mencari "hakikat tertinggi".

Dalam usaha mencapai itu,yaitu saat Muhammad menyendiri, jiwanya membumbung tinggi mencapai hubungan dengan alam semesta.

Muhammad tak memerlukan peeerenungan panjang untuk mengetahui apa yang dipraktikkan oleh masyarakat dalam soal-soal kehidupan,dan apa yang disajikan sebagai korban untuk tuhan-tuhan mereka itu.Dan itu tidak membawa kebenaran sama sekali.
Tetapi dimana sesungguhnya kebenaran itu berada?

Bilamana bulan ramadhan telah berlalu ia kembali pada khadijah.Pengaruh pikiran yang masih membekas padanya itu membuat Khadijah bertanya-tanya,karena ia pun ingin lega hatinya bila telah mengetahui bahwa Muhammad dalam keadaan sehat dan afiat.

Tahun telah berganti dan kini tiba bulan Ramadhan berikutnya. Muhammad kembali ke Gua Hira untuk merenung dan merenung. Sedikit demi sedikit Muhammad bertambah matang. Jiwanya pun semakin penuh. Setelah beberapa tahu lamanya, jiwa yang terbawa hanyut oleh "kebenaran tertinggi" akhirnya bertemu mimpi dalam tidurnya, mimp hakiki y6ang memancarkan cahaya kebenaran yang selama ini ia cari........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Mengenai Saya

Foto saya
Trenggalek, Jatim, Indonesia
Kelemahanmu itu adalah kelebihanmu, sedangkan kelebihanmu itu adalah kelemahanmu

Shoutmix chat


ShoutMix chat widget

Sistem Keamanan Komputer